Aphis gossypii (Glover) (Hemiptera: Aphididae) merupakan serangga fitofag kosmopolitan yang dapat
ditemukan di wilayah tropis, subtropis dan temperata. Spesies ini
ditemukan di negara Yunani, Inggris, Gambia, Kenya, Lebanon, New Guinea, Pakistan,
Thailand, Suriname, Brazil, Filippina, dan Serbia. Gossypii menyerang 11 famili
tumbuhan endemik dan 7 famili tumbuhan indigenous di 2 kepulauan Hawai USA. A.
gossypii yang diketahui kosmopolitan dapat ditemukan di agroekosistem dataran
rendah Sumatera Selatan.
Kutu
(Aphids) mengeluarkan cairan manis
yang disebut (honeydew) yakni zat
lengket seperti gula (mirip pada buah melon). Untuk memenuhi kebutuhan protein,
si kutu menyerap sejumlah besar getah (tanaman) dan mengeluarkan kelebihan
karbohidratnya. Maka dari itu sangat dianjurkan tidak memberikan pupuk tanaman
secara berlebihan, supaya kutu tidak bisa dapat makanan.
Sedikitnya
ada 4.400 spesies dari 10 keluarga kutu (Aphid)
yang telah diketahui. Secara historis, keluarganya jauh lebih sedikit, karena
sebagian besar species termasuk ke dalam keluarga Aphidae. Sekitar 250 spesies merupakan hama serius bagi pertanian
dan hutan.
Hasil
survai di beberapa lokasi sentra sayur kota Palembang menunjukkan bahwa kutu
daun dapat menyebabkan tanaman kerdil, daun keriting, menggulung dan mozaik.
Pada kasus yang ekstrim, kutu daun yang berkoloni dapat mengugurkan daun dan
buah . Kutu daun dapat menusukkan bagian mulutnya ke daun, tunas dan batang,
lalu mengisap nutrisi tumbuhan inang. Tunas-tunas yang dimakan daunnya menjadi
terganggu. Pada kepadatan yang tinggi, kutu daun dapat menyebabkan tanaman
menjadi kerdil dan layu. Kerusakan pada ujung tumbuhan dapat
mengurangi jumlah bunga. Kutu daun tidak hanya mengisap sari makanan tanaman,
tetapi juga sebagai agen penyebar penyakit virus. Penggunaan insektisida oleh
petani menyebabkan kutu daun menjadi resisten dan mematikan musuh alaminya.
Agroekosistem yang baik, yaitu banyak ditemukan musuh alami kutu daun, namun
karena tanaman semusim konservasi musuh alami di agroekosistem sayur sulit
dilakukan.
Menurut
Hochberg & Ives (2000)
konservasi agen-agen biologi kontrol pada tanaman pangan monokultur semusim
sulit dilakukan, karena lingkungan habitat musuh alami seperti predator
terganggu. Perubahan pola tanam dengan pertanian organik dapat membantu
konservasi musuh alami. Faktor yang mempengaruhi perkembangan populasi Kutu
daun adalah keberadaan musuh alami seperti predator,
parasitoid dan entomopatogen.
Sebaiknya mempertahankan musuh alami kutu daun diperantarai dengan cara
memanipulasi habitat sekitar tanaman budidaya. Keanekaragam tumbuhan yang
berada di sekitar tanaman budidaya mempengaruhi kehadiran predator dan parasitoid
kutu daun.
Pola
perkembangan populasi kutu daun pada 3 varietas kopi arabika membentuk garis
yang tidak jauh berbeda letak penambahan jumlah populasinya. Semakin bertambah
hari populasi kutudaun hanya bertambah 1 sampai 2 ekor saja per tanamannya,
bahkan ada tanaman yang berkurang jumlah populasinya. Hal ini dapat membuktikan
bahwa kutu daun bukan merupakan hama utama dalam pembibitan kopi arabika,
walaupun keberadaannya pada tanaman kopi arabika juga merugikan petani. Hal ini
disebabkan karena kutu daun mempunyai siklus tahunan yang khas yaitu tidak membentuk
serangga jantan, yang disebut partenogenesis.
Embrio telah berkembang dalam badan induknya dan nimfa dilahirkan oleh induknya
(vivipar). Seminggu kemudian nimfa
tersebut menjadi imago dan siap melahirkan nimfa baru. Sebagian dari nimfa yang
dilahirkan nantinya akan membentuk serangga bersayap dan tidak bersayap. Bentuk
serangga bersayap inilah yang nantinya akan memencar ke benih tanaman lain yang
ada di sekitar perbenihan kopi di rumah kaca, sehingga populasinya yang
berinang pada pembibitan kopi arabika sedikit.
Klasifikasi dari kutu daun
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Aphididae
Genus : Aphis
Spesies : Aphis gossypii
Bioekologi
Secara
umum kutu berukuran antara 1-6 mm, tubuh lunak, berbentuk seperti buah
pear, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni (bererombol).
Perkembangan optimal terjadi pada saat tanaman bertunas. Satu
generasi berlangsung selama 6-8 hari pada suhu 25ºC dan 3 minggu pada suhu 15ºC.Secara
visual, bentuk dan ukuran spesies-spesies kutu daun ini serupa.
Gejala Serangan dan Morfologi Kutu daun
(A. gossypii)
Kutu
daun (A. gossypii) berkoloni di bawah
permukaan daun atau di sela-sela daun kopi, Kutu daun (A. gossypii) menyebabkan tanaman kopi menjadi kerdil, daun keriting
menggulung, dan mozaik. Pada kasus yang ekstrim, kutu daun (A. gossypii) yang berkoloni dapat
menggugurkan daun. Kutu daun (A. gossypii)
dapat menusukkan bagian mulutnya ke daun dan batang, lalu mengisap nutrisi
tumbuhan inang sehingga tunas-tunas yang dimakan daunnya menjadi terganggu.
Pada kepadatan yang tinggi, kutu daun (A.
gossypii) menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan layu. Kerusakan pada ujung
tumbuhan menyebabkan jumlah bunga menjadi berkurang. Kutu daun (A. gossypii) tidak hanya mengisap sari
makanan tanaman, tetapi juga sebagai vektor virus.
Warna
kutu daun (A. gossypii) hijau tua
sampai hitam atau kuning coklat. Umumnya aphids
tidak bersayap, tetapi kadang yang dewasa mempunyai sayap transparan (tembus
cahaya). Kutu daun (A. gossypii)
biasa menularkan penyakit pada tanaman. Di dataran rendah tropis, perkembangan
kutu daun sangat subur, terutama pada waktu permulaan musim kemarau.
Tunas-tunas muda pun banyak dikerumuni aphids.
Aphids mengeluarkan kotoran embun
madu sehingga mengundang cendawan jelaga, kutu daun juga mengekskresikan embun
madu. Adanya embun madu yang dikeluarkan dapat dilihat dengan terdapatnya semut
atau embun jelaga yang berwarna hitam. Munculnya embun jelaga ini menyebabkan
permukaan daun tertutupi sehingga akan menghambat proses fotosintesis.
Siklus
hidup kutu daun dimulai dari telur yang menetas pada umur 3 sd 4 hari setelah
diletakan. Telur menetas menjadi larva dan hidup selama 14 s.d 18 hari dan
berubah menjadi imago. Imago kutu daun mulai bereproduksi pada umur 5 sd 6 hari
pasca perubahan dari larva menjadi imago. Imago kutu daun dapat bertelur sampai
73 telur selama hidupnya.
Pengendalian
Adapun
beberapa metode
populer yang digunakan untuk membasmi kutu daun adalah sebagai berikut:
1.
Metode paling sederhana membasmi kutu daun adalah dengan menyemprot
tanaman menggunakan air. Jika Anda memiliki tanaman dalam pot yang diletakkan
di dalam rumah, bawa keluar pot kemudian semprot tanaman dengan air. Lakukan
pemyemprotan setiap hari hingga tanaman terbebas dari kutu daun.
2.
Anda dapat membuat semprotan cabe untuk mengendalikan kutu daun. Siapkan
3 – 4 cabai, beberapa siung bawang putih, dan satu liter air. Masukkan semua
bahan ke dalam blender. Setelah halus, larutkanke dalam air untuk kemudian
disemprotkan ke tanaman yang terjangkiti kutu daun.
3.
Anda dapat menggunakan predator alami untuk mengendalikan kutu daun. Kepik
merupakan salah satu predator alami bagi hama ini. Anda akan terkejut
mengetahui bahwa kepik dewasa dapat makan hingga 1000 kutu daun dalam satu
hari. Untuk mengatasi kutu daun, lepaskan kepik pada malam hari setelah
menyiram tanaman terlebih dahulu. Metode ini umumnya mampu bekerja dengan baik,
bahkan pada tanaman yang terserang parah sekalipun.
4.
Selain cara alami, kutu daun juga bisa dibasmi menggunakan insektisida. Untuk
melakukan hal ini, campur satu sendok teh insektisida dengan satu liter air. Masukkan
larutan ke dalam botol semprot dan semprotkan pada bagian yang terserang kutu
daun. Untuk membasmi kutu daun yang menyerang akar, cabut dahulu tanaman dan
rendam dalam larutan insektisida selama 2-3 menit. Sesudah itu tanaman bisa
ditanam kembali. Pastikan tidak menyiram tanaman terlalu banyak selama seminggu
ke depan untuk memastikan insektisida pada akar tidak terbilas. Untuk pengendalian
secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin secara penyemprotan terbataspada tunas-tunas
yang terserang dan apabila serangan parah dapat dikendalikan dengan Imidaklopind yang diaplikasikan melalui saputan batang.
Sumber :
http://www.amazine.co/18237/tips-anti-hama-4-cara-membasmi-kutu-daun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar